Kamis, 02 April 2009

Apa yg di katakan injil tentang Muhammad??


BAB 1-1-1 :
PERTEMUAN BESAR PERTAMAKU
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, bagaimana-kah pendapatmu jika A1-Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani lsrail mengakui (kebenaran) yang seru-pa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an…' "(QS. Al-Ahqaaf: 10).
Saudara ketua, ibu-ibu dan bapak-bapak,
Tema pembicaraan sore ini "Apa Yang Dikatakan In-jil Tentang Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam-tiada keraguan hal ini tentu mengejutkan kebanyakan Anda kare-na pembicara adalah seorang Muslim. Bagaimana bisa ter-jadi seorang Muslim menjelaskan secara terperinci ramalan kitab orang Yahudi dan Kristen?

Sebagai anak muda, sekitar 30 tahun yang lalu, saya menghadiri serangkaian ceramah keagamaan oleh seorang ahli ilmu agama kristen, yang terhormat Pendeta Hiten, pada "Theatre Royal", Durban.
Paus atau Kissinger?
Pendeta yang terhormat ini, menjelaskan secara terpe-rinci ramalan-ramalan Injil. Ia terus membuktikan bahwa kitab Injil meramalkan kebangkitan Sovyet Rusia dan hari akhir. Pada satu tahap ia melanjutkan pembuktian lebih luas bahwa kitab sucinya tidak menghilangkan Paus dari ramalan-nya. Dengan penuh semangat ia berbicara panjang lebar untuk meyakinkan pendengarnya bahwa "Beast 666" yang disebutkan dalam kitab wahyu tersebut -kitab terakhir dari Perjanjian Baru- adalah Paus, pendeta Kristus dibumi. Tidak pantas bagi kita umat Islam untuk ikut dalam pertentangan anfara Katholik Roma dan Protestan ini. Tetapi, penjelasan terakhir orang Kristen mengatakan bahwa "Beast 666" pada kitab Injil adalah Dr. Henry Kissinger.

Sarjana-sarjana Kristen berlakujujur dan tak kenal le-lah dalam usahanya membuktikan kasus mereka.
Ceramah Pendeta Hiten membuat saya bertanya jika kitab Injil meramalkan banyak hal -bahkan termasuk "Paus" dan "Israel"- maka tentunya harus ada sesuatu yang menga-takan tentang kedermawanan terbesar dari umat manusia-Nabi suci Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam-.
Sebagai pemuda saya mulai mencari jawabannya: Saya menemui banyak pendeta, menghadiri ceramah dan membaca segala sesuatu yang dapat saya hubungkan dengan ramalan Injil. Malam ini saya akan menceritakan kepada Anda satu dari tanya jawab-tanya jawab ini dengan seorang dominee dari Gereja Reformasi Belanda.

Angka Keberuntungan 13
Saya diundang ke Transvaal untuk berbicara pada pe-ringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Saya mengetahui bahwa di propinsi tersebut bahasa Afrika digunakan secara umum, bahkan oleh bangsa saya sendiri, saya merasa harus sedikit belajar bahasa ini, sehingga dapat merasa sedikit seperti di rumah sendiri dengan masya-rakat tersebut. Saya membuka buku petunjuk telepon dan mulai menelpon para pembicara gereja Afrika. Saya menya-takan maksud saya kepada para pendeta bahwa saya tertarik berdialog dengan mereka, tetapi mereka semua menolak per-mintaan saya dengan permohonan maaf yang dapat diteri-ma. Angka 13 adalah angka keberuntungan saya. Telepon ke 13 membuat saya merasa senang dan lega. Van Heerden, seorang dominee, setuju untuk bertemu saya di rumahnya pada Sabtu siang, sehingga saya harus pergi ke Transvaal.

Dominee menerima saya di Beranda dengan sambutan yang bersahabat, dan berkata jika saya tidak keberatan, ia akan senang jika ayah mertuanya yang berasal dari Free State (seorang pria tua berumur 70-an) bergabung dengan kami dalam diskusi. Saya tidak keberatan. Kami bertiga duduk di perpustakaannya. .
Mengapa Tidak Ada?
Saya mengajukan pertanyaan, "Apakah yang dikata-kan Injil tentang Muhammad?" Tanpa ragu-ragu ia menjawab, "Tidak ada!"
Saya bertanya, "Mengapa tidak ada? Berdasarkan penafsiran Anda Injil mengatakan banyak hal tentang ke-bangkitan Soviet Rusia dan tentang hari akhir, bahkan ten-tang Paus dari Katholik Roma?"

Dia berkata, "Ya, tetapi tidak ada tentang Muham-mad!"
Saya bertanya lagi, "Mengapa tidak ada? Muhammad seorang yang bertanggungjawab membawa jutaan pengikut-nya menjadi sebuah komunitas yang mendunia, yang dengan pengaruhnya, percaya pada:
1. Keajaiban kelahiran Yesus,
2. Bahwa Yesus adalah Mesias,
3. Bahwa dengan izin Tuhan, Ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta sejak lahir dan penderita kusta.
Tentunya kitab tersebut (Injil) mengatakan sesuatu ten-tang pemimpin besar manusia ini, yang berkata sangat baik tentang Yesus dan ibunya Maryam?" (Kesejahteraan untuk mereka berdua).

Orang tua dari Free State menjawab, "Anakku, saya telah membaca Injil selama 50 tahun lebih danjika terdapat sesuatu yang menyinggung tentang Muhammad, saya akan mengetahuinya."
Tidak Ada Nama Itu
Saya bertanya, "Menurut Anda, bukankah di dalam Perjanjian Lama terdapat ratusan ramalan sehubungan de-ngan kedatangan Yesus".
Dominee menyela, "Bukan ratusan, bahkan ribuan!"
Saya berkata, "Saya tidak akan memperdebatkan 1001 ramalan di Perjanjian Lama sehubungan dengan kedatangan Yesus Kristus, karena umat Islam di seluruh dunia telah me-nerimanya tanpa perlu pembuktian dari ramalan Injil mana pun. Kami umat Islam secara defacto telah menerima Yesus dengan pengaruh Muhammad saja, dan saat ini di dunia ter-dapat tidak kurang dari 900.000.000 pengikut Muhammad yang mencintai, memuliakan dan menghormati utusan Tu-han yang besar ini -Yesus Kristus-tanpa perlu diyakinkan oleh umat Kristen melalui arti Injil dalam dialek bahasa mereka. Dari ribuan ramalan tersebut, dapatkah Anda menunjukkan satu saja ramaian yang menyebutkan nama Yesus? Istilah Mesias yang diterjemahkan Kristus adalah bukan nama teta-pi sebuah sebutan. Adakah sebuah ramalan yang mengata-kan bahwa nama Mesias akan menjadi Yesus dan nama ibunya akan menjadi Maria; bahwa yang seharusnya menjadi ayahnya adalah Yusuf si tukang kayu; bahwa ia akan lahir pada masa pemerintahan raja Hero dan lain-lain?

"Tidak! Tidak ada perincian seperti itu!" jawab Do-minee.
Saya bertanya, "Lalu bagaimana Anda menyimpulkan bahwa ribuan ramalan tersebut mengacu kepada Yesus?"
Apakah Ramalan Tersebut?
Dominee menjawab, "Perhatikan, ramalan adalah ka-ta-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ketika hal itu terjadi, kita lihat secara nyata pemenuhan atas apa yang telah diperkirakan di masa lalu dalam ramalan-ramalan tersebut."
Saya berkata, "Apa yang sebenarnya Anda lakukan adalah bahwa Anda menyimpulkan, mencari alasan, me-nempatkan dua dan dua bersama-sama."

Dia berkata, "Ya."
Saya berkata, "Jika ini yang Anda lakukan dengan ribuan ramalan untuk membenarkan pendapat Anda tentang keaslian Yesus, mengapa kita tidak melakukan sistem yang sama untuk Muhammad? Dominee setuju hal tersebut adalah argumen yang adil, alasan yang dapat diterima dalam memperlakukan masalah tersebut.
Saya memintanya untuk membuka Ulangan, pasal 18, ayat 18 (kitab kelima dari kitab Yahudi dan Kristen). Saya membaca ayat tersebut berdasarkan ingatan dalam versi Afrika, dengan tujuan sedikit berlatih bahasa yang digunakan bangsa di Afrika Selatan tersebut.

'N Profeet Sal Ek Vir Hulle
Verwek Uit Die Midde Van Hulle Broers,
Soos Jy Is,
En Ek Sal My Woorde In Sy Mond Le,
En Hy Sal Aan Hulle Se
Alles Wat Ek Hom Beveel
Deut. 18:18
Terjemahannya sebagai berikut:
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan mena-ruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (In-jil-Ulangan 18: 18)
Nabi Seperti Musa
Saya meminta maaf karena pelafalan yang tidak jelas dalam membacakan versi tersebut dalam bahasa Afrika. Do-minee meyakinkan saya bahwa saya melakukannya dengan baik. Saya bertanya, "Kepada siapa ramalan tersebut dituju-kan?"

Tanpa keraguan sedikit pun dia menjawab, "Yesus!"
Saya bertanya, "Mengapa Yesus, namanya tidak dise-but di sini?"
Dominee menjawab, "Karena ramalan adalah kata-ka-ta yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita temukan kata-kata dalam ayat ini cukup melukiskannya. Anda lihat, kata yang paling pen-ting dari ramalan ini adalah Soos Jy Is (like unto thee), -seperti kamu- seperti Musa, dan Yesus seperti Musa.
Saya bertanya, "Dalam hal apa Yesus seperti Musa?"

Jawabannya adalah; "Pertama, Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi; Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi -karena itu Yesus seperti Musa dan itu tepat sekali seperti yang dikatakan Tu-han kepada Musa- Soos Jy Is.
"Dapatkah Anda pikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?" tanya saya.
Dominee mengatakan ia tidak dapat memikirkan yang lain. Saya membalas, "Jika hanya dua kriteria ini saja untuk menentukan calon dalam ramalan pada Ulangan 18: 18, ma-ka untuk kasus ini kriteria dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil: -Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis dan lain--lain, karena mereka semua juga seorang "Yahudi" dan "Na-bi". Mengapa tidak menerapkan ramalan tersebut kepada salah satu nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?" Dominee tidak menjawab.
Saya meneruskan, "Perhatikan, kesimpulan saya adalah Yesus hampir tidak seperti Musa, dan jika salah, saya akan senang jika Anda meluruskan saya."

Tiga Ketidaksamaan
Sambil berkata, saya memberi alasan kepadanya:
Pertama, Yesus tidak seperti Musa, karena, menurut Anda "Yesus adalah Tuhan", tetapi Musa bukanlah Tuhan. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.
Dominee menjawab, "Ya."
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"
Kedua, menurut Anda "Yesus Mati Untuk Dosa-dosa Dunia", tetapi Musa tidak mati untuk hal tersebut. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.

Dia menjawab lagi, "Ya."
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"
Ketiga, menurut Anda "Yesus Pergi Ke Neraka Selama Tiga Hari", tetapi Musa tidak masuk ke sana. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.
Dia menjawab tanpa perlawanan, "Ya."
Saya menyimpulkan, "Karena itu Yesus tidak seperti Musat"
"Tetapi.:.," kata Dominee menyela.
Saya lanjutkan dulu, kataku, "ini semua bukanlah fakta yang sukar, kokoh dan nyata. Hal ini adalah persoalan keyakinan belaka di mana seorang awam dapat tersandung dan jatuh. Marilah kita diskusikan sesuatu yang sangat seder-hana, sangat mudah, yang jika orang awam diundang untuk mendengar diskusi tersebut mereka tidak akan kesulitan mengikutinya, bagaimana?" Dominee sangat senang dengan usulan tersebut.

BAB 1-1-2 :
DELAPAN ARGUMEN YANG TAK TERBANTAH
1. Ayah dan Ibu
Musa mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Mu-hammad juga mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu, dan ayahnya bukan seorang manusia. Apakah hal ini benar?"
Dia berkata, "Ya."
Saya berkata, "Daarom is Jesus nie soos moses nie, maar Muhummed is soos moses!" artinya: "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!" (Sejak saat ini pembaca akan menyadari bahwa saya menggunakan bahasa Afika hanya bertujuan untuk latihan. Saya harus menghentikan penggunaannya dalam penjelasan ini).

2. Kelahiran Ajaib
Musa dan Muhammad lahir secara normal dan alami-ah, yaitu melalui percampuran fisik antara seorang pria dan wanita, tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban isti-mewa. Dalam Kitab Matius 1: 18 "... sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus ..." Dan, Lukas mengatakan bahwa ketika berita gembira atas kelahiran anak suci tersebut diberitahukan kepada Maria, dia memberi alasan: "... bagai-mana hal itu mungkin terjadi, sedangkan aku belum bersuami? Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinnggi akan me-naungi engkau...." (Lukas l: 34-35).

Kitab Suci Al-Qur'an menegaskan kelahiran Yesus yang ajaib tersebut dalam istilah yang mulia dan luhur dalam menjawab pertanyaan yang logis dari Maria: "Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-kipun?"Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah mencipta-kan apa yang dikehendaki Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepa-danya: "Jadilah" lalu jadilah dia."(QS. Ali Imran: 47). Bukanlah menjadi keharusan bagi Allah untuk menanam benih pada seseorang atau binatang. Jika Dia menghendaki-nya itu pasti akan terjadi. Ini adalah konsep umat Islam pada kelahiran Yesus. (Ketika saya rnembandingkan versi Al--Qur'an dan Injil tentang kelahiran Yesus kepada pendeta Dunkers, pemimpin masyarakat penginjil, di kota terbesar kami ini, dan ketika saya bertanya, "Versi mana yang lebih Anda sukai untuk diberikan kepada anak perempuan Anda, Al-Qur'an atau Injil?"

Pria tersebut menundukkan kepalanya dan menj awab, "Versi Al-Qur'an."
Dengan cepat saya berkata kepada Doominee, "Apakah benar kelahiran Yesus yang ajaib berlawanan dengan kelahiran Musa dan Muhammad yang alami?"
Dia menjawab dengan bangga, "Ya!"
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa tetapi Muhammad seperti Musa".
Dan, Tuhan berkata kepada Musa pada Ulangan 18: 18 "Like unto thee" (Seperti kamu, seperti Musa) dan Mu-hammad seperti Musa.
3. Ikatan Perkawinan
Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi seorang bujangan selama hidupnya. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.

Dominee menjawab: "Ya."
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa"
4.Yesus Ditolak Oleh Kaumnya
Musa dan Muhammad diterima sebagai nabi oleh kaumnya dalam kehidupan mereka. Tidak ada keraguan bahwa orang-orang Yahudi terus menerus memberi kesulitan kepada Musa, tetapi sebagai bangsa secara keseluruhan, mereka mengetahui bahwa Musa adalah utusan Allah yang dikirim untuk mereka. Orang-orang Arab juga membuat kehidupan Muhammad menjadi menderita. Beliau sangat menderita akibat ulah mereka. Setelah 13 tahun berda'wah di Makkah, beliau harus pindah dari kota kelahirannya.

Tetapi sebelum kematiannya, bangsa Arab secara kese-luruhan telah menerimanya sebagai utusan Allah. Tetapi berdasarkan Injil - "Dia (Yesus) datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerimanya." (Yohanes 1: 11). Dan bahkan sampai hari ini, setelah 2000 tahun, kaumnya -orang-orang Yahudi, secara keseluruhan telah menolaknya. "Apakah hal ini be-nar?" saya bertanya kepada Dominee.
Dominee berkata, "Ya."
Saya berkata; "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa."

5. Kerajaan "Dunia Lain"
Musa dan Muhammad adalah nabi dan juga raja. Nabi berarti seorang manusia yang menerima wahyu untuk me-nunjuki manusia dan menyampaikan petunjuk ini kepada ciptaan Allah seperti yang diterimanya tanpa ada penambah-an atau pengurangan. Raja adalah seorang manusia yang mempunyai kekuasaan atas hidup dan mati rakyatnya. Tidaklah penting apakah orang tersebut mengenakan mah-kota atau tidak, atau apakah dia mengenakan pakaian raja; Jika seseorang mempunyai hak untuk memberikan hukuman mati -Dia adalah raja-. Musa memiliki kekuasaan tersebut. Ingatkah Anda orang Israel yang pada hari Sabbath ditemu-kan sedang mengumpulkan kayu bakar, dan Musa menghu-kum mati orang tersebut dengan dilontari batu? (Bilangan 15: 36). Terdapat tindakan kejahatan lainnya yang disebutkan dalam Injil yang karenanya Musa memberikan hukuman mati pada orang-orang Yahudi tersebut. Begitujuga Muham-mad, beliau memiliki kekuasaan atas hidup dan mati kaum-nya. Pada Injil terdapat beberapa contoh orang-orang yang hanya diberi kenabian, tetapi tidak dalam posisi untuk mene-rapkan petunjuk mereka. Beberapa orang suci Tuhan yang tidak berdaya menghadapi penolakan yang keras atas pesan yang disampaikan mereka ini adalah nabi Lot, Jonah, Daniel, Ezra dan Yohanes Pembaptis. Mereka hanya dapat menyampaikan pesan, tetapi tidak dapat memaksakan hukuman. Sayangnya nabi suci Yesus juga termasuk kategori ini. Para penginjil Kristen dengan jelas membenarkan hal ini: Ketika Yesus diseret sebelum Gubernur Roma (Pontius Pilate) menuduhnya sebagai pendusta, Yesus membuat sebuah pernyataan meyakinkan dalam pembelaannya untuk menyangkal tuduhan yang salah:

"Jawab Yesus, 'Kerajaanku bukan dari dunia ini; Jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini. " (Yohanes 18: 36). Hal ini meyakinkan Pilatus (seorang penyembah berhala) dengan pemikiran bahwa Yesus tidak sepenuhnya berkuasa atas kemampuan ruhaninya, dia tidak menganggapnya orang yang membahayakan pemerintahan-nya. Yesus hanya menuntut sebuah kerajaan spiritual, dengan kata lain dia hanya menyatakan sebagai seorang nabi. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.

Dominee menjawab, "Ya."
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa."
6. Tak Ada Hukum Baru
"Musa dan Muhammad membawa hukum dan aturan baru untuk kaumnya. Musa tidak hanya memberi 10 perintah Allah kepada orang-orang Israel, tetapi hukum-hukum per-ibadatan yang sangat luas sebagai petunjuk kaumnya. Mu-hammad datang kepada sebuah kaum yang sangat bodoh dan biadab. Mereka menikahi ibu tirinya, menguburkan anak perempuannya hidup-hidup, mabuk-mabukan, berzina, menyembah berhala dan berjudi dari hari ke hari. Gibbon melukiskan orang-orang Arab sebelum Islam dalam Decline and Fal1 of the Roman Empire (artinya: Kemunduran dan Keruntuhan Kekaisaran Romawi.), "Kebrutalan manusia, hampir tanpa perasaan, sulit dibedakan keburukannya dari sisa-sisa penciptaan hewan." Sukar mendapatkan sesuatu yang membedakan antara manusia dan hewan pada saat itu. Mereka adalah hewan dalam wujud manusia.
Dari kebiadaban yang hina ini, Muhammad meng-angkat mereka, dalam kata-kata Thomas Carlysle, "Menjadi pembawa obor penerangan dan pelajaran. Bagi bangsa Arab ini adalah kelahiran dari kegelapan menjadi cahaya. Untuk pertama kalinya Arab menjadi hidup karenanya. Masyarakat penggembala yang miskin, mengembara tidak dikenal di padang pasir sejak penciptaan dunia. Perhatikan, tidak dikenal menjadi terkemuka di dunia, yang kecil telah tumbuh menjadi dunia besar. Dalam satu abad kemudian Granada telah berada di tangan bangsa Arab dan Delhi di tangannya yang lain. Pandangan sekilas dalam keberanian, kemegahan, dan cahaya kecerdasan, Arab menyinari bagian yang besar dari dunia... " Kenyataannya adalah Muhammad memberi-kan kaumnya sebuah hukum dan peraturan yang belum pernah dimiliki mereka sebelumnya.

Mengenai Yesus, ketika orang-orang Yahudi merasa curiga terhadapnya bahwa ia mungkin seorang penipu de-ngan tujuan menyesatkan ajaran mereka, Yesus mengambil penderitaan untuk meyakinkan mereka bahwa dia tidak datang dengan agama baru. Tidak ada hukum baru dan tidak ada peraturan baru. Saya kutip kata-katanya: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau meniadakan kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi'. "(Matius 5: 17-18).

Dengan kata lain, dia tidak datang dengan hukum atau aturan baru. Dia datang hanya untuk menggenapi hukum lama. Hal inilah yang diberikannya kepada orang-orang Yahudi untuk dimengerti. Kecuali jika ia sedang mencoba menggertak orang-orang Yahudi, agar menerimanya sebagai utusan Allah dan dengan dalih mencoba memasukkan aga-ma baru kepada mereka. Tidak! Utusan Tuhan ini tidak akan pernah berusaha dengan curang untuk menumbangkan aga-ma Tuhan. Dia dengan sendirinya mematuhi hukum. Dia mematuhi perintah-perintah Musa, dan menghormati hari Sabbath. Tidak ada kesempatan seorang Yahudi menunjukkan jari padanya dan berkata, "Mengapa kamu tidak puasa" atau "Mengapa kamu tidak mencuci tanganmu sebelum membelah roti". Yesus menuduh mereka selalu mengatakan bertentangan dengan muridnya, tetapi tidak pernah berten-tangan dengannya. Hal ini karena sebagai seorang Yahudi yang baik, ia menghormati hukum-hukum nabi yang men-dahuluinya. Singkatnya, ia tidak menciptakan agama baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muham-mad. "Apakah hal ini benar?" Saya bertanya kepada Domi-nee.

Dan, ia menjawab, "Ya."
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa."
7. Bagaimana Mereka Pergi
Musa dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen, Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee.
Dominee menjawab, "Ya."
Saya menegaskan, "Karena itu Yesus tidak seperti Mu-sa, tetapi Muhammad seperti Musa." .
8. Surga Sebagai Tempat Kediaman
Musa dan Muhammad terbaring dikubur dalam bumi, tetapi menurut Anda, Yesus beristirahat di surga. "Apakah hal ini benar?" saya bertanya kepada Dominee. Dominee setuju.
Saya berkata, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa , tetapi Muhammad seperti Musa."

BAB 1-1-3 :
BUKTI LEBIH LANJUT
Ismail Anak Pertama
Sejak Dominee tanpa daya menyetujui setiap permasa-lahan, saya berkata, "Dominee, sejauh ini yang saya lakukan hanya membuktikan satu point (masalah) dari keseluruhan ramalan. Membuktikan rangkaian kata Like Unto Thee (Seperti kamu - Seperti Musa). RamaIan tersebut lebih ba-nyak dari sebuah ungkapan berikut:
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperli engkau ini..." Penekanannya pada kata-kata "Dari antara saudara mereka." Musa dan kaumnya, orang-orang Yahudi, di sini ditujukan sebagai satu kesatuan ras, dan sebagai 'saudara' mereka tanpa ragu-ragu adalah bangsa Arab. Perhatikanlah, kitab suci Injil menyata-kan Ibrahim (Abraham) sebagai "Sahabat Tuhan". Ibrahim mempunyai 2 orang istri, Sarah dan Hajar. Hajar melahirkan seorang anak Ibrahim, putra pertamanya. "... dan Ibrahim menamai anak yang dilahirkan Hajar itu Ismail. "(Kejadian 16:15). "Dan, Ibrahrim memanggil Ismail, anaknya.... " (Ke-jadian 17: 23). "Dan, Ismail, anaknya, berumur 13 tahun ketika dikerat kulit khatannya. "(Kejadian 17: 25). Sampai usia 13 tahun Ismail adalah satu-satunya anak dan benih Ibra-him, ketika perjanjian disahkan antara Tuhan dan Ibrahim. Tuhan memberi Ibrahim anak laki-laki melalui Sarah, yang dinamakan Ishak, yang sangat muda dibandingkan Ismail.

Bangsa Arab dan Yahudi
Jika Ismail dan Ishak adalah anak dari ayah yang sama (Ibrahim), maka mereka adalah kakak beradik. Karena itu, anak dari salah seorang mereka adalah saudara dari anak yang lain. Keturunan Ishak adalah bangsa Yahudi dan ketu-runan Ismail adalah bangsa Arab jadi mereka bersaudara satu sama lain. Injil menegaskan "...Dan, dia (Ismail) akan menentang semua saudaranya." (Kejadian 16: 12). "Dan, dia (Ismail) wafat dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya." (Kejadian 25: 17). Anak-anak Ishak adalah saudara dari keturunan Ismail. Dengan cara yang sama Muhammad ber-asal dari saudara bangsa Israel, karena dia adalah keturunan anak Ismail putra Ibrahim. Hal ini tepat sekali dengan ra-malan tersebut: "... dari antara saudaramu" (Ulangan 18: 18). Ramalan itu dengan jelas menyebutkan nabi yang akan datang yang seperti Musa, harus tidak berasal dari anak-anak Ismail atau di antara mereka sendiri, tetapi berasal dari antara saudara mereka. Karena itu Muhammad berasal dari saudara mereka.

Firman dalam Mulut
Lebih jauh ramalan mengatakan, "... dan Aku akan menaruh fuman-Ku dalam mulutnya..." Apakah artinya jika dikatakan, "Saya akan menaruh firman saya dalam mulut Anda?" Perhatikan, ketika mula-mula saya meminta Anda (Dominee) untuk membuka Ulangan 18: 18 dan jika saya meminta Anda untuk membacanya, lalu Anda telah mem-bacanya, apakah itu berarti saya telah menaruh firman saya dalam mulut Anda?"
Dominee menjawab, "Tidak."
Tetapi, saya melanjutkan, "Jika saya mengajari Anda sebuah bahasa yang Anda tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, seperti bahasa Arab, dan bila saya meminta An-da untuk membaca atau mengulangi sesudah saya, apa yang saya ucapkan; yaitu:

"Katakanlah, 'Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula dlperanak- kan. Dan, tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.' (QS. Al-Ikhlas: 1-4).
Tidakkah saya sedang menaruh kata-kata asing yang belum pernah didengar dan telah kamu ucapkan, ke dalam mulut Anda?" Dominee tentu saja setuju.
Dengan cara yang sama, saya berkata; "Kata-kata kitab suci Al-Qur' an, wahyu yang diberikan oleh Tuhan Yang Ma-ha Kuasa kepada Muhammad diungkapkan."

Sejarah menyatakan bahwa Muhammad ketika itu ber-usia 40 tahun. Ia berada dalam sebuah gua kira-kira 3 mil ke utara dari kota Makkah. Hari itu adalah malam ke 17 bulan Ramadhan (dalam buku aslinya yang berbahasa Inggris di-tulis: "malam ke 27 bulan Ramadhan). Dalam gua malaikat Jibril memerintahkannya dalam bahasa daerahnya:
"`Baca!" atau 'nyatakan!' atau 'bawakan!"' Muham-mad ketakutan dan dalam keadaan kebingungan menjawab:
"Saya tak dapat membaca!" Malaikat memerintahkan untuk kedua kalinya dengan hasil yang sama. Pada yang ke-tiga kalinya malaikat melanjutkan:

Barulah Muhammad mengerti apa yang harus dilakukannya hanyalah mengulangi untuk berlatih. Dan dia mengulangi kata-kata yang ditaruh dalam mulutnya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari se-gumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah YangMaba Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketabuin,ya." (QS. Al-'Alaq: 1-5).
Ini semua adalah ayat pertama yang diwahyukan kepa-da Muhammad, yang sekarang merupakan permulaan surat ke 96 (Al-'Alaq) dari Al-Qur'an.

Kesaksian Orang-orang Yang Beriman
Segera setelah malaikat pergi, Muhammad berlari ke rumahnya. Dengan ketakutan dan berkeringat seluruh tubuhnya, beliau meminta istri tercintanya, Khadijah, untuk menyelimutinya. Beliau berbaring, dan istrinya meman-danginya. Ketika telah tenang kembali, Muhammad menje-laskan kepada istrinya apa yang telah dilihat dan didengar-nya. Khadijah meyakinkannya bahwa ia percaya kepada Muhammad dan bahwa Allah tidak akan membiarkan hal mengerikan seperti itu terjadi padanya. Apakah ini semua adalah pengakuan seorang penipu? Apakah penipu mengaku bahwa ketika seorang malaikat mendatangi mereka dengan pesan dari Yang Maha Tinggi, mereka menjadi kuatir, keta-kutan dan berkeringat seluruh tubuhnya, lari ke rumah menu-ju istrinya? Setiap kritikus dapat melihat bahwa reaksi dan pengakuannya ini adalah dari seorang yang jujur dan tulus, manusia kebenaran -Al Amin- yang jujur, yang tulus dan yang dapat dipercaya.

Selama 23 tahun berikut dalam hidup kenabiannya, kata-kata tersebut 'ditaruh dalam mulutnya' dan beliau mengucapkannya. Kata-kata tersebut memberi pengaruh yang tak terhapuskan dalam hati dan pikirannya; dan ketika jumlahnya bertambah, kata-kata suci tersebut dicatatnya pa-da daun, kulit dan tulang belikat hewan, serta di dalam hati murid-murid yang tekun. Sebelum kematiannya, kata-kata ini disusun dalam urutan seperti yang dapat kita temukan saat ini dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Kata-kata wahyu tersebut benar-benar ditaruh di dalam mulutnya; tepat seperti dikatakan dalam ramalan pada diskusi, "Dan Aku akan menaruh Firman-Ku dalam mulutnya." (Injil - Ulangan 18: 18)

Nabi Yang Ummi
Pengalaman Muhammad di dalam gua Hira, kemudi-an dikenal sebagai Jabal Nur, dan reaksinya terhadap wahyu pertama benar-benar memenuhi ramalan Injil yang lain. Pada kitab Yesaya 29:12, kita baca: "Dan apabila kitab itu" (Al-kitab, Al-Qur'an - 'pembacaan', 'pembawaan') "diberi-kan kepada seorang yang tidak dapat membaca" Nabi yang ummi, Al Qur'an surat Al-A'raf ayat 158, dengan mengatakan, "Baiklah baca ini, Saya berdo'a untuk kamu" (Kalimat: "Saya berdo'a untuk kamu" tidak ada dalam nas-kah Yahudi, bandingkan dengan Katholik Roma "versi Douay" danjuga dengan "versi standar yang sudah direvisi", Revised Standard Version) "Dan ia akan menjawab, 'Aku tidakdapatmembaca'. " "Aku tidak dapat membaca!" adalah terjemahan yang tepat dari kata-kata yang di-ucapkan 2 kali oleh Muhammad kepada Roh Kudus, Malaikat Jibril, ketika dia memerintahkan ("Baca!").

Izinkan saya mengutip ayat tersebut secara lengkap tan-pa terpotong seperti pada "versi King James" atau "versi yang telah disahkan" yang lebih terkenal: "Dan, apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan, 'Baiklah baca ini, saya berdo'a untuk kamu', maka ia akan menjawab, 'Aku tidak dapat membaca'." (Injil - Yesaya 29: 12)
Yang perlu diperhatikan adalah belum ada Injil berba-hasa Arab pada abad 6 Masehi, ketika Muhammad hidup dan berda'wah. Disamping itu beliau benar-benar tidak dapat membaca dan menulis. Tak ada seorang manusia pun yang pernah mengajarinya sebuah kata. Gurunya adalah pencipta-nya :

"Dan, tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) me-nurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. " (QS. An-Najm: 3-5)
Tanpa pengajaran dari seorang manusia pun, ia mem-buat malu orang-orang yang berpengetahuan.
Peringatan Penting
"Perhatikan!" Saya berkata kepada Dominee, "Bagai-mana ramalan tersebut cocok sekali dengan Muhammad. Kami tak perlu menjabarkan ramalan agar terpenuhi dalam diri Muhammad."

Dominee membalas, "Semua penjelasan Anda terde-ngar sangat baik, tetapi itu semua tidak mempunyai konse-kuensi yang nyata, karena kami umat Kristen memiliki Yesus Kristus sebagai reinkarnasi Tuhan, yang menyelamatkan kami dari perbudakan dosa!"
Saya bertanya, "Tidak penting?"
Tuhan tidak menganggap demikian! Dia mengalami banyak kesulitan agar peringatannya diingat. Tuhan tahu bahwa akan ada orang-orang seperti Anda yang dengan ke-pandaian berbicara, dengan senang akan mengurangi kata--katanya, sehingga dia melanjutkan Ulangan 18:18 dengan peringatan yang menakutkan: ayat terdekat berikutnya, "Dan, ha1 tersebut akan terjadi". "Orang yang tidak mende-ngarkan segala Firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, daripadanya akan Kutuntut pertanggungja-waban." (Pada Injil Katholik kata-kata terakhirnya adalah --"Aku akan menjadi pembalas dendam"- Aku akan memba-las untuknya - Aku akan membalasnya!) "Apakah hal ini tidak menakutkanmu? Tuhan Yang Maha Kuasa sedang, mengancam pembalasan dendam! Nafas kita terengah-engah jika beberapa penjahat mengancam, tidakkah kamu takut pada peringatan Tuhan?"

"Ajaib dari keajaiban-keajaiban!" Pada Ulangan 18:19 kita mendapatkan pemenuhan lebih jauh pada diri Muhammad! Perhatikan kata-kata, "... firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu dengan nama-Ku," "Atas nama siapa Muhammad berbicara?" Saya membuka Kitab Suci Al-Qur-'an -terjemahan Ustadz Yusuf Ali, pada surat 114, Surat An-Naas, atau 'Manusia'- surat terakhir, dan menunjukkan pada Dominee formula di atas, surat tersebut:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dan di atas surat 113:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dan setiap surat sebelumnya 112, 111, 110, . . . . . formula dan artinya sama untuk setiap halaman, karena akhir surat-surat akhir adalah pendek dan masing--masingnya kira-kira hanya satu halaman.
"Dan apa yang diinginkan ramalan tersebut?'... yang akan diucapkan dia (nabi itu) dengan nama-Ku' dan atas nama siapa Muhammad berbicara? 'Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.' Isi ramalan tersebut terpenuhi dalam diri Muhammad.

"Setiap surat dalam Al-Qur'an kecuali surat ke 9 (At-Taubah) dimulai dengan formula: "De-ngan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Umat Islam memulai setiap kegiatan yang sah menurut hukum dengan formula suci. Tetapi umat Kristen memulai: "Dengan nama Bapak, Anak dan Roh Kudus."
Memperhatikan Ulangan bab 18; saya telah memberi-kan kepada Anda lebih dari 15 alasan bagaimana ramalan tersebut ditujukan kepada Muhammad bukan Yesus.

BAB 1-1-4 :
PERJANJIAN BARU JUGA MEMBENARKAN
Baptis Bertentangan Dengan Yesus
Pada Perjanjian Baru, kita temukan bahwa orang--orang Yahudi masih mengharapkan terpenuhinya ramalan "Seorang seperti Musa", lihat Yohanes 1:19-25. Ketika Ye-sus menyatakan sebagai Mesias dari orang-orang Yahudi, mereka mulai bertanya dimana Elia? Orang-orang Yahudi mempunyai sebuah ramalan paralel bahwa sebelum keda-tangan Mesias, Elia harus datang terlebih dahulu pada keda-tangannya yang kedua. Yesus menyatakan kepercayaan Yahudi ini:

"... Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu, 'Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia',… Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis." (Injil - Matius 17: 11-13)
Menurut Perjanjian Baru, bangsa Yahudi bukanlah orang-orang yang menerima begitu saja kata-kata siapa pun yang akan menjadi Mesias. Dalam penyelidikannya mereka mengalami kesulitan yang hebat dalam menemukan Mesias yang benar. Dan, kitab Yohanes menyatakan, "Dan inilah kesaksian Yohanes," (pembaptis) "Ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia, 'Siapakah engkau?' Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya, Aku bukan Mesias'." (Hal ini wajar karena tidak mungkin ada 2 Mesias pada saat bersamaan. Jika Yesus adalah Mesias maka Yohanes tidak mungkin Mesias!)

Dan, mereka bertanya kepadanya, "Kalau begitu, sia-pakah engkau? Elia?"
Dia menjawab, "Bukan!"
Di sini Yohanes Pembaptis bertentangan dengan Yes-us! Yesus menyatakan bahwa Yohanes adalah Elia dan Yohanes menyangkal bahwa dia adalah yang dimaksud oleh Yesus. Satu dari dua (Yesus atau Yohanes) dilarang Tuhan! Benar-benar tidak berbicara kebenaran. Pada kesaksian Yesus sendiri, Yohanes Pembaptis adalah nabi terbesar bangsa Israel:
Aku berkata kepadamu, "Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis...." (Injil - Matius 11: 11)

Kita umat Islam mengetahui bahwa Yohanes Pembap-tis adalah Nabi Yahya Alaihis-salam. Kita memuliakannya sebagai nabi yang benar dari Allah. Nabi Suci Yesus, kita kenal sebagai Isa Alaihis-salam, dia juga dimuliakan sebagai utusan yang hebat dari Yang Maha Kuasa. Bagaimana kami umat Islam menyatakan salah satu dari mereka berbohong? Kita tinggalkan masalah antara Yesus dan Yohanes agar dipe-cahkan oleh umat Kristen, karena kitab suci mereka me-ngandung banyak ketidak sesuaian yang telah mereka sembunyikan sebagai "pernyataan gelap tentang Yesus". Kami umat Islam sangat tertarik dengan pertanyaan terakhir yang ditujukan kepada Yohanes Pembaptis oleh orang-or-ang Yahudi, "Engkaukan Nabi itu? Dia menjawab, "Bukan!" (Injil - Yohanes 1: 21)

Tiga Pertanyaan
Silahkan perhatikan bahwa terdapat 3 pertanyaan yang jelas dan berbeda, ditujukan kepada Yohanes Pembaptis dan 3 buah jawaban "tidak" yang tegas dari Yohanes. Sebagai ikhtisar:
l. Apakah engkau Mesias?
2. Apakah engkau Elia?
3. Apakah engkau nabi itu?
Tetapi umat Kristen yang berpengetahuan, entah ba-gaimana hanya melihat 2 pertanyaan diterapkan di sini.Un-tuk menjelaskan keragu-raguan bahwa orang-orang Yahudi benar-benar mempunyai tiga ramalan terpisah dalam fikiran mereka ketika mereka menanyai Yohanes Pembaptis. Mari kita baca bantahan orang-orang Yahudi, pada ayat-ayat berikut: .

"Mereka bertanya kepadanya, katanya, 'Mengapa engkau membaptis, jika engkau bukan Mesias, bukan Elia dan bukan nabi itu?" (Injil - Yohanes 1: 25)
Orang-orang Yahudi sedang menunggu terpenuhinya 3 ramalan yang jelas: Pertama, kedatangan Mesias. Kedua, kedatangan Elia dan ketiga, kedatangan nabi itu.
"Nabi Itu"
Jika kita lihat Injil manapun yang mempunyai indeks atau referensi silang, maka kita akan menemukan dalam catatan pinggir pada halaman dimana kata-kata "Nabi Ter-sebut" atau "Nabi Itu" dalam Yohanes 1: 25 bahwa kata-ka-ta ini mengacu pada ramalan di ulangan 18:15 dan 18. Dan, bahwa "Nabi Itu" - "Nabi Seperti Musa" - 'Like unto Thee' telah dibuktikan dengan bukti yang berlimpah bahwa Ia itu adalah Muhammad dan bukan Yesus!

Kami umat Islam tidak menyangkal bahwa Yesus ada-lah "Mesias", yang diterjemahkan sebagai "Kristus". Kami tidak mempertentangkan "ribuan dan satu ramalan" yang banyak dikatakan umat Kristen pada Perjanjian Lama yang meramalkan kedatangan Mesias. Apa yang kami katakan adalah Ulangan 18:18 tidak mengacu pada Yesus tetapi itu adalah sebuah ramalan yang jelas tentang Nabi Suci Muham-mad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Dominee, dengan sangat sopan berpisah dengan saya sambil mengatakan bahwa ini adalah diskusi yang sangat me-narik dan dia akan sangat senang jika suatu hari saya datang dan berbicara kepada jamaahnya dengan tema tersebut. Satu setengah dasawarsa telah berlalu sejak itu, tetapi saya masih tetap menunggu hak tersebut. Saya yakin Dominee bersung-guh-sungguh sewaktu dia menawarkan, tetapi dia mungkin keras kepala dan siapa yang mau kehilangan domba-dom-banya?

Ujian Pahit
Kepada domba-domba kristus saya berkata, "Mengapa tidak menerapkan ujian pahit yang Tuhan kehendaki sendiri agar diterapkan kepada siapa saja yang akan menjadi penuntut kenabian?" Dia telah berkata: "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik… dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Injil - Matheus 7: 16-20).

Mengapa Anda takut menerapkan uji coba ini terha-dap ajaran Muhammad? Kamu akan mendapatkan dalam Perjanjian Lama Tuhan - Kitab Suci Al-Qur'an- pemenuhan ajaran Musa dan Yesus yang benar, yang akan membawa kebahagian dan kedamaian yang diinginkan kepada dunia. "Jika seorang manusia seperti Muhammad dianggap kediktatoran dunia modern, dia akan berhasil memecahkan masalah-masalah yang akan membawa dunia kepada kedamaian dan kebahagiaan yang dibutubkan." (George Bernard Shaw)

Yang Teragung
Majalah mingguan "TIME" edisi 15 Juli 1974 memuat opini-opini pilihan dari sejumlah sejarawan, penulis, kaum militer, pengusaha dan lainnya tentang masalah-masalah: "Siapa pemimpin besar dalam sejarah?" Beberapa mengata-kan, Hitler; lainnya mengatakan, Gandhi, Budha, Lincoln dan yang disenangi lainnya. Tetapi Jules Masserman, se-orang psikoanalis Amerika, membuat batas yang tegas dan memberi kriteria yang benar untuk menilai.
Dia berkata, "Pemimpin harus memenuhi 3 fungsi:
1. Menyediakan petunjuk yang mensejahterakan,
2. Menyediakan sebuah organisasi sosial di mana rakyat merasa relatif aman, dan
3. Menyediakan mereka satu set keyakinan."

Dengan 3 kriteria di atas dia meneliti sejarah dan meng-analisanya: Hitler, Pasteur, Caesar, Musa, Confucius dan banyak lagi dan akhirnya menyimpulkan:
"Orang-orang seperti Pasteur dan Salk adalah pemim-pin pada pengertian pertama. Orang-orang seperti Gandhi dan Confucius pada satu sisi serta Alexander, Caesar dan Hitler pada sisi lain adalah pemimpin pada pengertian yang kedua dan mungkin yang ketiga. Yesus dan Budha hanya masuk pada kategori ketiga saja. Bolehjadi pemimpin terbe-sar sepanjang masa adalah Muhammad, seorang yang meng-gabungkan ketiga fungsi tersebut, sedangkan untuk tingkatan yang lebih rendah adalah Musa.

Berdasarkan standar obyektif yang dibuat Profesor Universitas Chicago, yang saya yakin adalah seorang Yahudi, Yesus dan Budha tidak termasuk dalam gambaran "Pemim-pin-pemimpin besar umat manusia", tetapi dengan sebuah kebetulah yang aneh, grup Musa dan Muhammad bersama--sama menambah bobot lebih jauh terhadap argumen bahwa Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa: Ulangan 18: 18 Like unto Thee -Seperti Musa!
Yang terhormat Pendeta James L. Dow dalam Collins Dictionary of the Bible memberi bukti lebih jauh, bahwa Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa: "Sebagai negarawan dan pemberi hukum, Musa adalah pencipta orang-orang Yahudi. Dia menemukan percampur-an yang tidak tepat dari bangsa Semit, tidak ada satu pun dari.... "Satu-satunya orang dalam sejarah yang dapat dibandingkan kepadanya adalah Muhammad." (Pendeta James L. Dow)

Sebagai kesimpulan, saya akhiri dengan sebuah kutipan dari seorang pendeta Kristen, komentator Injil, yang kemudian diikuti perkataan Tuhannya:
"Kriteria utama dari nabi yang benar adalah karakter moral pengajarannya." (Prof. Dummelow )
"Dari buahnya kita akan mengetahui mereka." (Yesus Kristus)
Marilah Kita Bermusyawarah Bersama-sama
"Katakanlah, 'Hai Ahli kitab, marilah (berpegang) ke-pada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesutu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang Iain sebagai sesembahan selain Allah'. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mere-ka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)'." (QS. Ali 'Imran:64)

"Ahli kitab" adalah sebutan penghormatan yang dibe-rikan kepada orang-orang Yahudi dan Kristen di dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Di sini umat Islam diperintahkan untuk mengajak -"Hai Ahli kitab!"- Hai orang-orang yang berilmu! Hai orang-orang yang menyatakan sebagai penerima wahyu, kitab suci; Marilah bermusyawarah bersama-sama mencapai konsep yang sama - "bahwa kita beribadah tidak kepada yang lain kecuali Allah, karena tidak ada selain Allah yang layak untuk disembah, bukan karena "…Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan Bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku." (Injil - Keluaran 20:5) Tetapi karena dia Tuhan dan pemberi harapan kita, penyu-sun dan pendukung kita, patut untuk semua pujian, doa dan ketaatan.

Secara abstrak orang-orang Yahudi dan Kristen akan setuju terhadap ketiga hal di dalam ayat Al Qur'an itu. Dalam prakteknya mereka gagal. Terlepas dari penyelewengan ajar-an dari kesatuan atas satu Tuhan yang benar (Allah Subha-nahu wa Ta'ala) ada pertanyaan tentang kependetaan suci, (hal inijuga diturunkan di antara kaum Yahudi), seperti jika seorang manusia belaka -Cohen, atau Paus, atau Pendeta, atau Brahma- dapat menyatakan keunggulan terpisah dari pengetahuan dan kemurnian hidupnya, atau dapat berdiri di antara manusia dan Tuhan dalam beberapa pengertian khusus. Islam tidak mengenal kependetaan.

Keyakinan Islam diberikan kepada kita di sini dalam sebuah bentuk singkat:
"Katakanlah (hai orang orang mu'min), 'Kami ber iman kepada Allah dan apa yang drhuunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'i1, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang diberi-kan kepada nabi-nabi dari Rabbnya. Kami tidak mem-beda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya'." (QS. Al-Baqarah: 136).

Posisi umat Islam jelas. Seorang Muslim tidak menya-takan mempunyai sebuah agama khusus untuk dirinya sendiri. Islam bukanlah agama suatu golongan atau etnis. Dalam pandangannya semua agama adalah satu, karena ke-benaran adalah satu: Islam adalah agama yang sama dengan agama yang telah disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu. (QS. Asy-Syuura: 13). Semua kitab-kitab tersebut mengajar-kan kebenaran. Intinya adalah kesadaran akan kehendak dan rencana Allah serta ikhlas dalam ketaatan atas rencana itu. Jika seseorang menginginkan sebuah agama selain itu, dia menyalahi kodratnya, dan menyalahi keinginan dan rencana Allah. Seperti tidak seorang pun dapat mengharap petunjuk, padahat ia dengan pertimbangan mendalam telah mening-galkan petunjuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar